5 Perbedaan GRC vs Beton Biasa untuk Konstruksi Bangunan Hias Terbaik

grc-vs-beton

Perbedaan GRC vs Beton – Sebelum membandingkan, mari kita samakan persepsi terlebih dahulu terkait dengan dua material ini. Jika diiabaratkan, beton adalah “fondasi” yang kokoh, sementara GRC adalah “mahkota” yang artistik. Banyak artisitek atau pemiliki proyek masih bingung terhadap kedua material ini, sebelum itu mari kita mengenal terlebih dahulu mengenai kedua material ini sebelum kita mengetahui perbedaan GRC dan beton biasa.

Apa itu Beton Biasa?

Beton biasa ini merupakan material konstruksi yang kita semua kenal, terbuat dari campuran semen, pasir, kerikil, dan air. Kekuatan utamanya terletak pada daya tahan tekan yang sangat tinggi, membuatnya ideal untuk menopang beban berat seperti pondasi dan lain sebagainya. Namun, kelemahannya adalah beban beratnya cukup tinggi dan kekuatan tariknya rendah, sehingga membutuhkan tulangan baca (besi beton) di dalamnya.

Apa itu GRC (Glass Reinforced Concrete)?

GRC merupakan singkatan dari Glass Reinforced Concrete atau Glass Fibre Reinforced Concrete. Dimana dalam komposisinya material GRC terdiri dari serat kaca yang memiliki daya tahan tinggi, yang nantinya juga akan dikombinasikan dengan campuran beton, semen, dan beberapa bahan lainnya.

GRC ini menjadi material pilihan untuk arsitektur modern, terutama untuk komponen eksterior yang membutuhkan karakter ringan dan presisi dalam bentuk panel. Awalnya dikembangkan pada era 1960-an.

Dimana GRC ini diciptakan sebagai solusi inovatif untuk menggantikan beton konvensional yang diperkuat baja. Penggunaannyapun telah berevolusi secara signifikan yang awalnya hanya berfungsi sebagai pelapis ekterior sederhana.

Kemajuan teknologi kini memungkinkannya untuk diolah menjadi beragam bentuk dan komponen arsitektur dengan bentuk yang sangat komplek. Contohnya seperti krawangan masjid yang menjadi ornamen dekoratif yang populer digunakan.

GRC ini berbeda dengan beton yang biasa kalian ketahui, dimana material GRC memiliki fitur dan identitias fisik serta kimia yang mirip. Namun, daya tahan dari material GRC tidak jauh berbeda dengan beton. Bahkan material dari GRC ini lebih mudah untuk diaplikasikan sesuai jenis kaca dekoratif.

Perbandingan antara GRC Vs Beton Biasa untuk ornamen

Untuk aplikasi struktural murni yang menopang beban berat, beton biasa masih menjadi pilihan utama. Namun, ketika berbicara tentang elemen arsitektur ornamental, permainannya berubah total. Berikut adalah perbandingan langsung keduanya:

1. Berat dan Beban Struktural

Seperti yang kita bahas sebelumnya, beton biasa memiliki beban yang sangat berat. Ornamen beton berukuran besar akan menambah beban signifikan pada struktur pondasi bangunan, yang berarti biaya struktur yang lebih mahal. Sedangkan GRC jauh lebih ringan (bisa mencapai 80% lebih ringan). Ini mengurangi kebutuhan akan struktur penopang yang masif dan bisa menghemat biaya konstruksi secara keseluruhan.

2. Detail dan Kebebasan Desain

Beton sulit untuk dicetak menjadi bentuk-bentuk yang sangat tipis atau detail yang sangat rumit. Membutuhkan struktur sementara atau bekisting yang kompleks. Sedangkan GRC sangat memiliki keunggulan utama. GRC bisa dicetak menjadi panel tipis (bahkan hingga 1-2cm) dengan detail permukaan yang sangat tajam. Sangat ideal untuk membuat ornamen atau krawangan masjid dengan pola yang rumit sekalipun.

3. Kecepatan dan Kemudahan Pemasangan

Ornamen dari beton seringkali harus dicetak di tempat dan membutuhkan waktu pengeringan yang bisa berminggu-minggu. Sedangkan GRC, umumnya diproduksi secara pracetak di pabrik dengan kontrol kualitas tinggi. Proses pemasangan di lokasi proyek jauh lebih cepat dan mudah karena bobotnya ringan.

4. Kekuatan dan Fleksibilitas

Beton memiliki kekuatanan terhadap tekanan, namun rapuh terhadap tarikan atau benturan. Mudah mengalami retakan-retakan yang seperti rambut. Sedangkan GRC sangat fleksibel dan memiliki kekuatan tarik tinggi berkat serat kaca. Ia tidak pecah atau retak separah beton saat terbentur dan lebih tahan terhadap gempa skala kecil.

5. Ketahanan Cuaca dan Keawetan

Beton memiliki kerentanan retak akibat perubahan cuaca yang bisa memungkinkan air masuk dan menyebabkan korosi pada tulangan baja didalamnya. Sedangkan GRC, memiliki daya tahan sangat baik terhadap cuaca ekstrim, erosi, dan paparan sinar UV. Karena tidak menggunakan tulangan baja, sehingga resiko berkarat tidak ada.

grc-vs-beton
GRC Board Material

GRC menjadi pilihan untuk kontruksi bangunan ornamental

Berdasarkan perbandingan kita sebelumnya, kesimpulannya menjadi jelas. GRC adalah pilihan terbaik untuk elemen-elemen yang tidak menopang beban berat namun menuntut keindahan detail, bobot ringan, dan daya tahan. GRC ini idealnya diaplikasikan dalam berbagai macam diataranya:

1. Panel fasad masjid dekotaratif

Melalui pemanfaatan GRC ini membuat tampilan luar gedung menjadi lebih unik tanpa membebani struktur yang sudah ada.

2. Krawangan masjid

Krawangan masjid ini merupakan panel yang berlubang dan berpola sehingga memiliki struktur yang rumit dimana hampir mustahil dibuat secara efisien apabila menggunakan beton biasa.

3. Kubah dan lisplang masjid

Atap masjid yang megah dan detail dengan bobot yang jauh lebih ringan dapat didapatkan apabila menggunakan material GRC ini.

4. Pilar ornamental masjid

Pilar-pilar ornamental masjid yang apabila ingin memiliki ukiran detail yang lebih rumit membutuhkan bahan atau material seperti GRC ini.

Jadi, jika proyek arsitektur anda berikutnya memiliki detail-detail yang artistik khususnya konstruksi bangunan ornamental, GRC bukan hanya menjadi sebuah pilihan melainkan adalah solusi cerdas terbaik. Ini adalah material yang memungkinkan para arsitek dan desainer untuk mewujudkan visi paling kreatif mereka tanpa harus terbebani oleh batasan bobot dan kerumitan beton biasa. Dalam hal kekuatan tulang pungguh bisa memilih beton biasa. Dalam hal keindahan atau kerumitan detail seperti untuk kubah, krawangan masjid, dan lain sebagainya maka GRC adalah juaranya!.